Tampilkan postingan dengan label tubanku. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label tubanku. Tampilkan semua postingan

Jumat, 19 Juni 2009

MASJID AGUNG TUBAN




Berkunjung ke tempat ibadah kaum muslim yang berlokasi di pusat Kota Tuban yang persisnya berada di sebelah alun-alun Kota Tuban ini sungguh luar biasa. Masjid Agung Tuban berdiri megah di pusat kota dengan ornamen unik yang menghiasi seluruh bangunan masjid. Mulai dari lantai keramik yang indah, tembok-tembok yang penuh dengan ukiran, sampai kubah-kubah yang bercat cerah menarik hati para pengunjung masjid.Udara panas Kota Tuban akan segera berubah menjadi sejuk kala kita menapakkan kaki memasuki Masjid Agung ini.




Nyaman, teduh, serta semilir angin yang menerpa wajah seakan menghapus segala gerah yang terasa.Selain bangunan Masjid Agung Tuban yang megah yang bisa menjadi tujuan wisata, di daerah Tuban ada juga lokasi tempat wisata yaitu Goa dan pantai indahnya.




Tak lupa hasil tangkapan nelayan disana menjadi daya tarik wisatawan pecinta seafood seperti udang, lobster, dan ikan dari berbagai jenis bisa dibeli dengan harga yang sangat murah. Sungguh bisa dijadikan tempat tujuan wisata kuliner yang lagi trend saat ini.




So, tunggu apalagi, kesana yuk...!



Kamis, 18 Juni 2009

RESTAURANT DAN HOTEL TUBAN









Hotel & Restaurant Basra salah satu hotel favorit di kota Tuban yang terkenal dengan kebersihan dan kenyamanannya. Hotel Basra berasal dari singkatan kata basuki rahmad karena hotel basra berada di jalan basuki rahmad no. 120 Tuban jawa timur. Hotel Basra letaknya sangat strategis berada di pusat kota Tuban, dekat dari tempat tempat wisata seperti tempat wisata religi sunan bonang, klenteng terbesar di Asia Tenggara yang menghadap ke laut (Kwan Sing Bio) dan goa akbar goa yang unik berada di tengah tengah kota Tuban. Hotel Basra juga dekat sekali dengan pusat perbelanjaan yang terkenal di kota Tuban. anda juga bisa menikmati masakan khas restaurant basra yaitu becek mentok, kare rajungan, ulas ulas ikan pe dan minuman khas restaurant basra es dawet siwalan.Hotel & Restaurant basra juga menyediakn internet cafe & hotspot bila mana anda membawa laptop anda langsung bisa internetan di kamar.alamat Hotel & Restaurant basra :jl. basuki rahmad no. 120 Tuban jawa timurTelp (0356)321236, 236000Fax : 0356-332400

Selasa, 09 Juni 2009

OLEH - OLEH KHAS TUBAN

Tuban kota kecil yang terletak di jalur pantai utara ini memiliki keunggulan di sumber daya lautnya. Oleh karena itu jika anda berkunjung ke Kabupaten Tuban belum lengkap tanpa membawa buah tangan untuk handai taulan. Berbagai pilihan buah tangan khas tuban dapat dengan mudah didapat. Oleh-oleh khas tuban tiak jauh dari hasil lautnya. Seperti beberapa contoh berikut ini:
trasi
1. Terasi. . . . mungkin jenis oleh-oleh ini bisa kita dapat dimanapun tanpa harus berkunjung ke kabupaten Tuban. Tetapi anda salah, terasi yang dibuat oleh perusahaan di tuban memiliki kualitas terasi yang terbaik hal itu dapat dibuktikan dengan mencicipinya, tentunya dalam bentuk makanan yang sudah matang.

2. Kecap Laron. . . . bagi anda penggemar Kecap sejati, pasti tidak asing dengan nama kecap laron. Kecap ini sudah terkenal sebagai kecal asli Tuban yang memilki kelezatan istimewa. Dibuat menggunakan kedelai pilihan dan gula aren istimewa menjadikan rasanya benar-benar lain dari kecap yang banyak tersedia dipasaran.

siwalan
3. Buah Siwalan. . . . buah dengan tekstur kenyal dan tinggi serat, dapat digunakan sebagai bahan tambahan dalam pembuatan es. Mengkonsumsi buah ini si siang hari memberikan sensasi sejuk dan melegakan. Buah siwalan banyak terdapat dikabupaten tuban karena memang tumbuhan siwalan banyak tumbuh disini.

krupuk udang
4. Krupuk Ikan. . . . .berbagai jenis krupuk ikan dapat kita jumpai disini. Ada krupuk ikan tengiri. Krupuk udang dll. Tentunya dengan kerenyahan dan rasa lautnya yang tidak ketinggalan.

Photobucket
5. Gerih atau ikan asin. . . . Tuban sangat terkenal dengan hasil tangkapan lautnya. Mulai dari berbagai jenis ikan, eby, rebon, cumi. Semua jenis ikan tersebut selain dijual dalam bentuk segar juga dijual dalam bentuk ikan yang telah dikeringkan. Oleh-oleh jenis ini juga cocok untuk anda yang bertempat tinggal di daerah yang jauh dari laut.

legen
6. Minuman Legen. . . . minuman yang segar ini juga dapat digunakan sebagai oleh-oleh tetapi hati-hati dalam pengemasannya. Selain itu minuman legen yang asli jg cepat berubah rasa untuk itu untuk anda yang akan menempuh perjalanan lebih dari 1 ghari sebaiknya memilih jenis oleh-oleh yang lain.
Itulah beberapa oleh-oleh yang bisa anda dapatkan jika berkunjung dikabupaten tuban.
Enjoy ur visiting. . . .

Minggu, 07 Juni 2009

NAMA - NAMA BUPATI TUBAN

Nama-nama Bupati Tuban
Periode kepemimpinan di Kabupaten Tubandapat dikelompokkan menjadi dua periode yaitu sebelum periode kemerdekaan ( 39 Bupati ) dan setelah kemerdekaan ( 13 Bupati ). Dari 52 Bupati yang Pernah memimpin Kabupaten Tuban tercatat dipimpin oleh Bupati wanita 2 kali yaitu Dra. Hj. Haeny Relawati Rini Widyastuti, M.Si.
Berikut nama-nama Bupati Tuban Dan Periode Kepemimpinannya.Nama-nama Bupati Tuban Sebelum Kemerdekaan RI: Bupati ke I Dalam pemerintahan Raden Arya Dandang Wacana negara dan rakyat selalu dalam keadaan aman dan sejahtera, pencuri perampok tidak dikenal oleh penduduk. Sandang pangan berlimpah-limpah, penduduk tak pernah merasa kekurangan. Siang malam selalu ramai, hampir tak ada bedanya. Oleh karena itu penduduk sangat cinta dan kasih kepada sang Bupati Raden Arya Dandang Wacana. Setelah 3 tahun memegang pemerintahan Raden Arya Dandang Wacana memerintahkan membuat Pesanggrahan. Bupati pertama dari Kabupaten Tuban ialah Raden Arya Dandang Wacana (Kyai Ageng Papringan, sebab Raden Arya Dandang Wacanalah yang mendirikan kabupaten dengan nama Tuban. Menurut babad Tuban karangan E.J. Jasper, Tuban merupakan daerah Andahan, (vazalstaat) dari Majapahit, sejak Arya Dikara menjadi Bupati Tuban, bupati yang terakhir ini (yang ke 6 dari daftar Bupati Tuban) setelah mempunyai menantu Syeh Ngabdur¬rahman, kemudian memeluk agama Islam (abad ke15). Kyai Ageng Papringan berputra 2 orang, yakni Nyai Ageng Lanang Jaya dan Nyai Ageng Ngeksa. Nyai Ageng Lanang Jaya berputra seorang yang diberi nama Raden Ronggolawe, Nyai Ageng Ngeksa berputra seorang yang diberi nama Raden Arya Kebo Anabrang. Bupati ke II Setelah neneknya mangkat (Kyai Ageng Papringan) yang menggantikan jadi bupati yakni cucunya Raden Hariyo Ronggolawe. Setelah Raden Hariyo Ronggolawe memegang tampuk pemerintahan, rumah kabupaten dipindah sebelah barat Guwo Akbar. Bekas kabupaten sekarang dipergunakan untuk makam Bakung Kecamatan Semanding). Bupati ke III Sesudah Raden Ronggolawe mangkat, Raden Sirolawe menggantikan ayahnya menjadi Bupati Tuban. Beliau memerintah selama 15 tahun dan mangkat. Bupati ke IV Raden Hariyo Sirolawe berputra seorang bernama Raden Hariyo Sirowenang dan setelah ayahnya mangkat ia menjadi bupati. Pemerintahan Sirolawe berlangsung selama 43 tahun. Bupati ke V Setelah Raden Hariyo Sirowenang mangkat, diganti oleh puteranya, Raden Hariyo Lena. Pemerintahan berlangsung selama + 52 tahun dan pada pemerintahannya rumah kabupaten dipindahkan ke Desa Doromukti (Kecamatan Kota Tuban). Bupati ke VI Setelah mangkatnya Raden Hariyo Leno, Raden Hariyo Dikara puteranya menggantikan menjadi bupati. Beliau memerintah selama 18 tahun dan kabupatennya berdiri tetap di Desa Doromukti. Beliau mempunyai putera 2 orang yakni : Raden Ayu Hariyo Tejo dan Kyai Ageng Ngraseh. Kemudian Raden Ayu Hariyo Tejo menjadi isteri Syeh Ngabdurahman, putera Syeh Jali/Syeh Jalaludin/Kyai Makam Dawa/Ngalimurtala dari Gresik (saudara Sunan Ngampel). Sejak pemerintahan Bupati Raden Dikara, Bupati Tuban memeluk agama Islam. Bupati ke VII Setelah Bupati Raden Hariyo Dikara mangkat yang menggan¬tikan menantunya Syeh Ngabdurahman dan kemudian berganti nama Raden Hariyo Tejo. Beliau memerintah selama + 41 tahun (tahun 1460). Dibawah pemerintahan Bupati Raden Hariyo Tejo inilah, maka Tuban sebagai daerah andalan Majapahit, turut memberontak membantu Raden Patah melawan Brawijaya. Majapahit jatuh kedalam kekuasaan Raden Patah tahun 1478, yang kemudian menjadi Sultan Demak dan sejak itu Tuban ada di bawah Demak. Bupati ke VIII Raden Hariyo Tejo mempunyai seorang putera yang diberi nama RadenHariyo Wilatikta dan setelah ayahnya mangkat, beliau yang menggantikan. Pemerintahan Bupati Hariyo Wilatikta ini berlangsung selama + 40 tahun. Bupati ke IX Setelah Raden Hariyo Wilatikta mangkat, yang menggantikan menjadi bupati ialah Kyai Ageng Ngraseh, yang kemudian kawin dengan Putera Raden Hariyo Wilatikta. Setelah memerintah + 40 tahun mangkat. Bupati ke X Perkawinan Kyai Ageng Ngraseh dengan putra putri Raden Hariyo Wilatikta berputera seorang yang diberi nama Kyai Ageng Gegilang yang kemudian menggantikan ayahnya. Pemerintahannya berlangsung selama + 38 tahun. Bupati ke XI Penggantian Kyai Ageng Gegilang ialah yang bernama Kyai AgengBatabang. Beliau mangkat setelah memerintah selama 14 tahun lamanya. Bupati ke XII Pengganti Bupati Kyai Ageng Batabang ini putra tunggalnya ialah Raden Hariyo Balewot. Beliau memerintah selama + 56 tahun kemudian mangkat.


Bupati ke XIII Bupati Hariyo Balewot mempunyai 2 orang putra yakni Pangeran Sekartanjung dan Pangeran Ngangsar. Setelah Bupati Raden Hariyo Balewot mangkat yang menggantikan ialah puteranya sulung yaitu Pangeran Sekartanjung. Bupati ini terbunuh waktu beliau sedang bersembahyang Jum’at dengan ditusuk Pusaka Lilam Upih yang bernama Kyai Loyan dari belakang oleh adiknya yaitu Pangeran Ngangsar. Tusukan ini menembus punggung dan dada dan akhirnya Bupati Pangeran Sekartanjung mangkat. Pemerintahannya berlangsung selama + 22 tahun dan mempunyai putra 2 orang yaitu Pangeran Hariyo Permalat dan Hariyo Salampe, waktu ayahnya mangkat kedua putranya masih kecil. Bupati ke XIV Pengganti Bupati Pangeran Sekartanjung ialah adiknya Pangeran Ngangsar. Baru memerintah 7 tahun beliau mangkat. Bupati ke XV Setelah Bupati Pangeran Ngangsar mangkat, yang menggantikan ialah Pangeran Hariyo Permalat, sekira pada tahun 1568 bupati ini kemudian kawin dengan putra putri Kanjeng Sultan Pajang (Raden Jaka Tingkir), Raden Jaka Tingkir menjadi Sultan Pajang tahun 1568 dan Tuban termasuk daerah kekuasaannya. Beliau mempunyai seorang putra diberi nama Pangeran Dalem. Setelah memerintah selama + 38 tahun kemudian mangkat, pada masa itu Pangeran Dalem masih kecil.


Bupati ke XVI Karena Pangeran Dalem masih kecil, maka yang menggantikan Bupati Pangeran Hariyo Permalat ialah Hariyo Salampe. Pemerintahan bupati ini berlangsung selama + 32 tahun dan kemudian mangkat.




Bupati ke XVII Setelah Bupati Hariyo Salampe mangkat, digantikan oleh Pangeran Dalem . Pada masa pemerintahan, beliau memindah rumah kabupaten ke Kampung Dagan (Kota Tuban) sebelah selatan Watu tiban. Di samping itu beliau mendirikan masjid dan benteng di luar kota, terletak di Guwo Akbar membujur dari timur ke barat. Pembuatan benteng ini, Kyai Mohammad Asngari yang ditugaskan, sebagian dari benteng ternyata belum dapat diselesaikan pada waktunya. Dan ketika hal ini diketahui oleh Bupati Pangeran Dalem, Kyai Mohamad Asngari dipanggil menghadap ke kabupaten. Setelah Kyai Mohamad Asngari menghadap, Bupati Pangeran Dalem memerintahkan agar benteng tersebut lekas dapat, diselesaikan, dan bilamana tidak, Kyai Mohammad Asngari akan menerima hukuman, hal mana disanggupi. Dengan hati sedih Kyai pulang dan pada malam harinya ia bersamadi. Permintaannya, dikabulkan oleh Yang Maha Kuasa dan pada pagi harinya benteng yang dimaksud telah jadi dengan megahnya. Hal mana sangat mengagumkan penduduk di sekitarnya juga Bupati Pangeran Dalem. Karena indah lagi besar, maka benteng tersebut oleh Pangeran Dalem diberi nama Benteng Kumbakarna. Dan sejak itu pulalah maka Kyai Mohammad Asngari termashur karena kesaktian ilmunya. Hal pembuatan benteng terdengar juga oleh Sultan Mataram Hanyakra Kusuma saudara dari Martadipura putra dari Panembahan Seda Krapyak (Panembahan Seda Krapyak putra dari Sutawijaya), dan diketahui pula bahwa Bupati Pangeran Dalem akan melepaskan diri dari Sultan Mataram (1614). Hal tersebut dapat diketahui oleh Sri Sultan dengan bukti Benteng Kumbakarna yang didirikan oleh Bupati Pangeran Dalem. Untuk membuktikan dugaan tersebut Sri Sultan secara diam-diam mengirimkan utusan ke Tuban untuk menyelidiki akan kebenarannya. Yang mendapat tugas menjadi mata-mata ialah Kyai Randu Watang. Dalam menjalankan tugas mata-mata tersebut, Kyai Randu Watang setibanya di Tuban menanam 2 batang pohon randu alas sebagai tanda bukti bahwa Kyai Randu Watang telah sampai di Tuban. Tugas yang diberikan oleh Sri Sultan dapat dilaksanakan dengan baik, dan dapat diketahui olehnya bahwa benar-benar Bupati Pangeran Dalem ingin melepaskan diri dari kekuasaan Mataram. Kemudian ia lekas-lekas kembali ke Mataram untuk melaporkan hal tersebut kepada Sri Sultan. Setelah Sri Sultan mendengarkan laporan itu beliau sangat murka. Untuk mencegah maksud Bupati Pangeran Dalem tersebut, Sri Sultan mengirimkan 35.000 orang prajurit yang dipimpin oleh Pangeran Pojok ke Tuban. Sebaliknya Bupati Pangeran Dalem setelah mendengar bahwa Prajurit Mataram akan menyerang Tuban, beliau memerintahkan kepada semua prajurit berjaga-jaga akan segala kemungkinan yang akan terjadi. Kedatangan prajurit-prajurit Mataram disambut dengan pertempuran oleh Prajurit Tuban. Pertumpahan darah terjadi, dan kedua belah pihak menderita kerugian yang besar. Mula-mula prajurit-prajurit Tuban disemua medan mendapat kemenangan, tetapi karena jumlah prajurit Mataram lebih banyak, maka akhirnya Prajurit Tuban banyak yang lari dan menyerah (1619). Setelah diketahui bahwa Prajurit Tuban banyak yang lari dan menyerah Bupati Pangeran Dalem melarikan diri ke Pulau Bawean. Tetapi di Pulau Bawean beliau tidak lama tinggal kemudian pergi ke Desa Rajekwesi (Bojonegoro sekarang). Pada waktu itu Rajekwesi masih merupakan hutan dan di bawah pemerintahan Jipang Panolan.


Setelah menetap 5 tahun lamanya di Rajekwesi, Pangeran Dalem mangkat dan dimakamkan di Desa Kadipaten terletak di sebelah timur Kota Bojonegoro. Hingga kini makam tersebut masih ada, terkenal dengan nama makam Buyut Dalem. Pada waktu peperangan sedang berkobar, meriam pusaka Kyai Sidomurti yang ditempatkan di Desa Kepohdondong (Palang) hilang tak berbekas. Menurut E.J. Jasper, meriam tersebut asal hadiah dari Portugis atau dari Belanda dan jatuh di tangan Tentara Mataram. Setelah peperangan berakhir dengan kekalahan Tuban, Pangeran Pojok segera memberi laporan kepada Sri Sultan. Atas perintah Sri Sultan, Pangeran Pojok diizinkan menjadi bupati di Tuban.




Bupati ke XVIII Pangeran Pojok memegang pemerintahan selama + 42 tahun. Pada Hari Gerebeg Maulud tahun Dal semua bupati di seluruh tanah Jawa datang ke Mataram untuk menghadap Sri Sultan. Demikian pula halnya dengan Bupati Pangeran Pojok. Tetapi ketika perjalanan beliau menuju Mataram sampai Blora, beliau mendadak sakit dan mangkat di situ juga. Jenazahnya dimakamkan di sebelah selatan alun-alun Blora. Pada waktu beliau mangkat para putra masih kecil, oleh karena itu tidak dapat menggantikan jadi bupati.


Bupati ke XIX Penggantinya ialah Pangeran Anom adik Pangeran Pojok. Dan setelah Pangeran Anom memegang pemerintahan selama 12 tahun atas perintah Sri Sultan, Pangeran Anom diberhentikan dari jabatan. Di Kabupaten Tuban untuk sementara waktu, jabatan bupati ditiadakan dan hanya diberi perwakilan (Umbul) 4 orang yakni : 1. Wongsoprojo bertempat di Jenu, 2. Wongsohito bertempat di Gresik, 3. Wongsocokro di Kidulngardi, 4. Yudoputro bertempat di Singgahan. Bupati ke XX Selanjutnya yang jadi bupati ialah Pangeran Sujokopuro atau Yudonegoro dan kabupaten bertempat di Prunggahan Kulon (Kecamatan Semanding).




Bupati ke XXI Untuk mengisi lowongan jabatan bupati di Tuban, setelah Yudonegoro, oleh Sri Sultan diangkat Arya Balabar atau Arya Blender asal dari Mataram. Dan pemerintahan Arya Blender, rumah kabupaten dipindahkan ke Kampung Kaibon yang terletak di sebelah selatan makam Kyai Kusen (Kota Tuban). Beliau mangkat setelah memerintah + 39 tahun, membuat masjid sebelah barat makam Sunan Bonang.


Bupati ke XXII Pengganti Bupati Arya Balabar ialah Pangeran Sujonoputro, Bupati Japanan (Mojokerto). Pada masa pemerintahan bupati ini rumah kabupaten dipindahkan ke Desa Prunggahan (Semanding), pemerintahan beliau berlangsung selama 10 tahun, kemudian mangkat dan dimakamkan di Desa Boto. Bupati ke XXIII Yang menggantikan ialah Putra Pangeran Judonegoro. Beliau mangkat setelah memerintah 15 tahun dan jenazahnya dimakamkan di Giri.




Bupati ke XXIV Setelah Bupati Pangeran Yudonegoro mangkat, penggantinya adalah Raden Arya Surodiningrat, bupati dari Pekalongan. Pada masa pemerintahan Raden Arya Surodiningrat, terjadi pemberontakan yang dipimpin oleh Raden Arya Diposono dan dibantu oleh Kyai Mangunjoyo asal dari Madura. Bupati Arya Surodiningrat mangkat dalam peperangan melawan kaum pemberontak setelah memegang pemerintahan selama 12 tahun lamanya. Bupati ke XXV Setelah dapat mengalahkan Bupati Raden Arya Suryodiningrat, Raden Aryo Diposono menggantikan jadi bupati. Setelah 16 tahun lamanya beliau memerintah Kabupaten Tuban, terjadilah peperangan melawan orang Madura. Peperangan ini berlangsung di Desa Singkul atau Sedayu. Raden Aryo Diposono mangkat dalam peperangan ini. Jenazahnya dimakamkan di Desa Singkul juga. Bupati ke XXVI Kyai Reksonegoro Patih Tuban setelah itu menjadi bupati berganti nama Kyai Tumenggung Cokronegoro. Mangkat setelah memerintah selama 47 tahun. Jenazahnya dimakamkan di Desa Dagangan (Kecamatan Parengan). Karena banyak berjasa kepada negara, Kyai Tumenggung Cokronegoro diberi pangkat kehormatan “Adipati”, Menurut J.E. Jasper tahun 1773 Gubernur van de Burgh mengusulkan pada Sultan Mataram supaya Bupati Tuban Mas Reksonegoro atau Mas Tumenggung Cokronegoro dipecat, karena pemerintahannya memberatkan penduduk dan tak dapat memenuhi tugasnya membayar upeti pada pemerintahan Belanda.




Bupati ke XXVII Pengganti Adipati Cokronegoro ialah putranya yakni Kyai Purwonegoro. Ketika pemerintahan Bupati Purwonegoro ini berlangsung + 24 tahun, beliau sakit dan mengambil perlop atau cuti dan pergi ke Demak. Sakit beliau tidak berkurang, bahkan makin parah, akhirnya mangkat dan jenazahnya dimakamkan di Demak juga. Bupati Purwonegoro juga terkenal dengan sebutan Bupati Perlop, yakni asal dari kata “perlop” atau “cuti”. Bupati ke XXVIII Setelah Bupati Purwonegoro mangkat, penggantinya ialah Bupati Kyai Lieder Surodinegoro (Lieder = Ridder in de Orde van Oranje Nassau = nama bintang jasa). Pemerintahan Bupati Kyai Lieder Surodinegoro ini hanya berlangsung selama 3 tahun dan kemudian mangkat.


Bupati ke XXIX Setelah Bupati Lieder Suryoadiwijoyo mangkat, diganti oleh putranya, yakni Raden Suryoadiwijoyo atau Raden Tumenggung Suryodinegoro. Pada masa pemerintahannya beliau memerintahkan memindah rumah kabupaten ke Kampung Gowah (Desa Sendangharjo Tuban). Pembuatan rumah kabupaten ini dapat diselesaikan pada tanggal 1 Juli 1814. Pemerintahan Bupati Raden Suryoadinegoro ini berlangsung selama 12 tahun dan berhenti. Bupati ke XXX Pengganti Bupati Raden Suryoadinegoro ini adalah Bupati Pangeran Citrasoma ke VI, asal Bupati Jepara atau nomor VI urutan dari Jepara. Pemerintahan Bupati Pangeran Citrasoma ke VI ha¬nya berlangsung selama 6 tahun, kemudian dipindahkan ke Lasem. Selama 3 tahun, terus dipindahkan lagi ke Jepara. Pembuatan ru¬mah kabupaten tahun 1821, yang menjadi tempat kediaman para bupati sampai sekarang.


Bupati ke XXXI Pengganti Bupati Pangeran Citrasoma ke VI ini ialah Bupati PangeranCitrasoma ke VII atau dihitung dari Tuban, Citrasoma II. Setelah memerintah selama 20 tahun mangkat.




Bupati ke XXXII Pengganti Bupati Citrasoma ke VII ialah Bupati Pangeran Citrasoma ke VIII atau dari Tuban ke III. Memerintah selama 20 tahun, kemudian pensiun. Bupati ke XXXIII Pengganti Bupati Pangeran Citrasoma ke VIII, ialah Bupati Raden Tumenggung Panji Citrasoma ke IX atau Tuban ke IV, setelah memerintah 22 tahun kemudian dipensiun. Bupati ke XXXIV Setelah Bupati Raden Tumenggung Citrasoma ke IX pensiun, diganti oleh Raden Mas Somobroto tahun 1892, setelah memerintah 4 bulan mangkat, jenazahnya dimakamkan di makam Astana Bonang. Bupati ke XXXV Setelah Raden Mas Tumenggung Somobroto mangkat diganti oleh menantunya ialah Raden Adipati Arya Kusumodigdo. Beliau mangkat setelah memerintah selama 16 tahun dan jenazahnya dimakamkan di Astana Makampati Tuban (tahun 1893¬1911). Bupati ke XXXVI Pengganti Raden Adipati Arya Kusumodigdo kakaknya RadenTumenggung Pringgowinoto asal Patih Rembang 1911-1919. Pada tahun 1920 di Tuban dimulai jalan Kereta Api NIS. BUPATI KE XXXVII : R.AA.PRINGGODIGDO/KUSUMODININGRTA 1919-1927 BUPATI KE XXXVIII : R.M.A.A. KUSUMOBROTO 1927-1944 BUPATI KE XXXIX : R.T. SUDIMAN HADIATMODJO 1944-1946 Nama-nama Bupati Tuban Setelah Kemerdekaan RI: BUPATI KE XL : R.H. Mustain 1946-1956 .



BUPATI KE XLI : R. Sundaru 1956-1958 BUPATI KE XLII : R. Istomo 1958-1960 BUPATI KE XLIII : M. Widagdo 1960-1968 BUPATI KE XLIV : R. Soeparmo 1968-1970 (p.d.) (Penyusun Catatan Sejarah Tuban) BUPATI KE XLV : R. H. Irchamni 1970-1975 BUPATI KE XLVI : H. Moch. Masdoeki 1975-1980 BUPATI KE XLVII : Surati Moersam 1980 - 1985 BUPATI KE XLVIII : Drs. Djoewahiri Marto Prawiro 1985 - 1991 BUPATI KE XLIX : Drs. H. Sjoekoer Soetomo 1991- 1996 BUPATI KE XLX : Hindarto 1996 - 2001 BUPATI KE XLXI : Dra. Haeny Relawati Rini Widiastuti, MSi 2001 - sampai sekarang.

Senin, 01 Juni 2009

TERMINAL BARU TUBAN


DiKabupaten Tuban terdapat sebuah Terminal baru. karena terminal ini baru dibuat pada tahun 2006. Terminal baru ini tidak begitu ramai. tidak seperti terminal sebelumnya. Dulu sebelum dibangun terminal baru ini, sudah ada terminal yang sebelumnya. Yang terletak didesa Sugihwaras. Terminal ini dulu sangat ramai. karena letaknya ditempat umum, ditempat yang terbuka. Tidak seperti terminal baru. Terminal ini tidak begitu ramai. Mungkin tempatnya terlalu jauh dari tempat umum. Tetapai kalau dilihat dari tempatnya, terminal baru lebih bagus dan lebih luas dibanding terminal yang sebelumnya. bangunannya pun juga lebih rapi dan indah. namun sayang tempat ini tidak begitu ramai. Tapi saya tidak tahu, apa sebabnya. Apakah tempatnya jauh dari tempat umum? atau bagaimana, saya kurang tahu. Tapi saya berharap terminal baru Tuban bisa lebih ramai dari terminal yang sebelumnya.

KEISTIMEWAAN KOTA TUBAN

Tuban mempunyai beberapa keistimewaan. Banyak orang menggemarinya,sehingga menjadi suatu keistimewan yang khas.Keistimewaan di Tuban dapat berupa tempat wisata,misalnya air terjun Nglirip,pantai BOOM,pemandian Bekti Harjo,Gua Akbar,Gua Ngerong,Gua Putri Asih,Museum Kambang Putih dan yang lainya.


Tidak hanya tempat wisata yang menjadi keistimewaan Tuban,namun juga ada keistimewaan yang berupa kerajinan,misalnya saja batik dan gerabah.Batik yang terkenal di Tuban adalah batik tulisnya.Batik tulis yang terkenal di daerah Tuban yaitu batik "Gedog" dan batik "Karang"






Batik Gedok merupakan batik tradisional khas Tuban. Semua proses terjadi
nya batik masih dengan cara-cara tradisional, mulai dari penanaman kapas, pembuatan/ pemintalan benang, penenunan, sampai pada akhirnya proses pembatikan. Motif khas batik adalah gambar seekor burung Lacanang berhias bunga yang konon di bawa oleh prajurit Tar-Tar yang mendarat di pantai Tuban di zaman majapahit.Pusat produksi batik Gedok terletak di Desa Margorejo, Kecamatan Kerek (25 KM barat Tuban).Bagi Anda yang ingin mendapatkan oleh-oleh batik ini sangatlah mudah, karena sudah banyak di jajakan di toko-toko yang menjual pakaian. Salah satu toko yang khusus menjual batik Gedok ini terletak di sebelah barat patung Tuban, atau perjalanan dari Tuban ke arah Merakurak.



Ongkek adalah tempat manaruh minuman Tuak & Legen yang dibuat dari bambu dengan dililit rapi oleh daun lontar.Saat ini agak jarang didapati penjual Tuak/Legen yang masih menggunakan Ongkek karena mereka lebih suka menggunakan jerigen.Bagi pengunjung Kota Tuban dapat dengan mudah untuk membeli miniatur Ongkek di pusat-pusat penjual cinderamata. Miniatur ini sangat bagus untuk hiasan ruang tamu keluarga.Kerajinan anyaman bambu khas Tuban sangat berpotensi sebagai komoditi ekspor industri kecil. Pusat industri anyaman bambu ini terletak si Kecamatan Merakurak (10 KM barat Tuban). Saat ini produk yang dihasilkan berupa tempat tissue, tempat buah, tempat pensil, dll. Selain itu kerajinan ini dapat dibentuk sesuai dengan pesanan, misalnya dengan mencantumkan nama pada hasil kerajinan bersangkutan.




Gerabah, kata yang sangat tidak asing lagi bagi kita semua. Walapun saat ini peranannya sebagai perlengkapan rumah tangga mulai tergantikan dengan produk dari logam, tetapi keberadaanya sebagai peninggalan budaya leluhur patutlah untuk kita lestarikan bersama.Di Tuban, pusat industri gerabah terletak di Kelurahan Karang - Kecamatan Semanding. Dilokasi ini Anda akan dapat menyaksikan keseluruhan proses produksi mulai dari penyaringan tanah, pembentukan motif, pembakaran dan sampai pada proses pemberian warna (cat). Keseluruhan proses tadi dilakukan dengan cara tradisional.Tas RajutBerpusat di Desa Sumorejo, Kecamatan Widang sekitar 30 KM dari pusat kota ke arah timur.


Keistimewaan di Tuban yaitu kesenian.Kesenian di Tuban yang terkenal adalah tayub.Tayub adalah karya musik yang tercipta dari peralatan musik jawa berupa gamelan dan lainnya.Penyanyinya biasa disebut Sinden.Lagunyapun masih ada unsur jawanya.

Minggu, 31 Mei 2009

SEKOLAH FAVORIT DI TUBAN

Sekolah favorit di Tuban sangat banyak.Mulai dari tingkat SD,SMP danSMA.Siswa dari sekolah manapun yang ada di Kabupaten Tuban sangat ingin masuk sekolah favorit yang ada di Tuban.SD favorit di Tuban yaitu SDN Latsari dan SDN Kebunsari I.Yang masuk ke SDN Latsari dan SDN Kebunsari I adalah anak yang pandai.Bangunan di sekolah tersebut sangat bagus dan indah,sekolahku saja tidak ada apa-apanya.
Tidak hanya SD saja,tetapi juga ada SMP favorit yaitu SMPN I Tuban,SMPN III Tuban,SMPN V Tuban,dan SMPN IV Tuban.Yang bersekolah di SMP favorit hanya anak yang pandai.Terkadang ada anak yang pandai namun tidak bersekolah disana karena tidak punya biaya yang cukup untuk masuk di SMP favorit.Bangunan SMP favorit di Tuban sangat indah,bertingkat dan terletak di kota.Sehari-harinya siswa berbicara dengan gurunya menggunakan bahasa inggris,namun sangat berbeda dengan sekolahku.Di sekolahku menggunakan bahasa jawa.Saya ingin sekali sekolah di SMP favorit di Tuban,namun saya disuruh orang tua saya sekolah di Desa saja karena kekurangan biaya.Meskipun saya sekolah di Desa,namun tetap dapat meraih prestasi cukup bagus.
Ada juga SMA
favorit di Tuban yaitu SMAN I Tuban biasa dikenal dengan sebutan SMANSA,SMAN II Tuban dikenal dengan sebutan SMADA,SMAN III Tuban biasa dikenal dengan sebutan SMAGA.Apabila sekolah favorit mengadakan lomba,misalnya:OSIS SMAN I Tuban mengadakan lomba KIR,yang mempersiapkan semua adalah anggota ososnya.Kepala Sekolah dan para guru hanya mengevaluasi dan tidak perlu dengan adanya pembinaan dari gurunya.

Senin, 25 Mei 2009

MAKAM SUNAN BONANG

A. Selayang Pandang

Jika anda berkunjung ke kota Tuban, Jawa Timur, sempatkanlah berziarah ke makam Sunan Bonang. Setiap hari, apalagi di bulan Ramadhan, makam Sunan Bonang ramai dikunjungi oleh ribuan peziarah. Makam Sunan Bonang di Tuban sebetulnya merupakan satu dari empat versi makam Sunan Bonang lainnya. Tempat lain yang juga dianggap sebagai tempat persemayaman Sunan Bonang, yaitu: di pulau Bawean (Kabupaten Gresik, Jawa Timur), Desa Singkal di Kabupaten Kediri, dan di Desa Bonang, Lasem, Kabupaten Rembang.

Raden Maulana Makdum Ibrahim, atau yang dikenal dengan nama Sunan Bonang, adalah satu dari sembilan wali (Walisongo) yang dihormati oleh masyarakat Jawa. Ayahnya adalah Sunan Ampel, sedangkan ibunya bernama Nyai Ageng Manila, puteri dari Arya Teja, salah seorang Tumenggung dari kerajaan Majapahit yang berkuasa di Tuban.

Sunan Bonang hidup dalam kurun waktu 60 tahun (1465–1525 M) dan menyebarkan agama Islam di daerah Tuban dan sekitarnya. Dalam berdakwah, Sunan Bonang menempuh cara persuasif, misalnya dengan menciptakan tembang Tamba Ati (penyembuh jiwa) yang sampai kini masih populer dinyanyikan orang.
B. Keistimewaan

Para peziarah yag datang ke makam Sunan Bonang umumnya melakukan doa tahlil maupun membaca surat Yasin. Akan tetapi, selain untuk berdoa, mengunjungi makam ini peziarah juga dapat menyaksikan jejak penyebaran agama Islam khususnya yang dilakukan oleh Sunan Bonang.

Masjid yang menyambut pengunjung ketika memasuki gapura, misalnya, merupakan masjid tua yang menjadi pusat penyebaran agama yang dilakukan oleh Sunan Bonang. Di pelataran masjid ini, terdapat salah satu peninggalan Sunan Bonang, yaitu tempat wudhu yang terbuat dari batu. Hingga kini, batu tersebut terawat dengan baik dan dipagari.

Sebagaimana makam Walisongo lainnya, di komplek makam ini pengunjung dilarang mengambil gambar. Seorang juru kunci akan setia mendampingi rombongan yang masuk ke dalam cungkup dan akan memperingatkan pengunjung yang coba-coba mengambil gambar makam Sunan Bonang.

Melengkapi kunjungan wisata di kota Tuban, pengunjung dapat menambah daftar tujuan wisata ke sejumlah tempat di dekat lokasi makam Sunan Bonang, misalnya Gua Akbar yang terletak tepat di bawah Pasar Baru, di pusat kota Tuban.
C. Lokasi

Makam Sunan Bonang terletak di Kabupaten Tuban, Jawa Timur, sekitar 200 meter dari alun-alun kota.

PANTAI NGEBOOM


Dikabupaten Tuban terdapat sebuah pantai yang sangat luas. Pantai ini terletak disebelah utara. Kalau dilihat dari lebarnya, pantai ini melintang dari kota Tuban hingga kota Madura. Kalau dilihatdari panjangnya, pantai ini melintang dari kota Surabaya hingga Jawa Tengah. Pantai ini biasa dikunjungi orang. Misalnya untuk berwisata, untuk tempat mencari nafkah, dan untuk refleshing.Kebanyakan orang sekitar pantai mata pencahariannya sebagai seorang nelayan. Mereka mencari nafkah dengan mencari ikan dilaut. Dipantai ini terdapat banyak ikan. Mereka mencari inkan untuk dijual kepada orang yang berjualan ikan, seperti di Desa Glondong. Tempat ini adalah tempat yang digunakan untuk penjualan ikan(pasar ikan). Selain untuk tempat mencari nafkah, pantai ini juga bisadigunakan untuk berwisata. selain untuk berenang, orang - orang juga bisa mrlihat pemandangan yang sangat bagus.

Kamis, 21 Mei 2009

PERKEMBANGAN KOTA TUBAN

Perkembangan Industrialisasi Kabupaten TubanIndustrialisasi merupakan proses merubah masyarakat dari sistem mata pencaharian pertanian ke industri. Di dalam proses ini, segala aspek masyarakat, kebudayaan dan lingkungannya turut bergeser. Hal itu nampaknya dialami juga oleh masyarakat Tuban. Perkembangan industri di Tuban mempunyai dua pola. Pertama industri secara “alami” sebagai rangkaian dari kemudahan transportasi jalur pantura, biasanya berskala menengah dan skala kecil. Pola Kedua adalah industri dalam skala besar, seperti industri semen. Dari data PDRB Kabupaten Tuban, pada periode 1998-2001, PDRB Kabupaten Tuban masih didominasi sektor pertanian, industri pengolahan, dan sektor perdagangan, hotel, dan restoran. Meski sektor pertanian masih berada di top rank, namun tampak terjadi pergeseran struktur perekonomian, yaitu dari sektor primer (pertanian) ke sektor sekunder (pertambangan, industri, gas, listrik, dan air bersih) dan ke sektor tersier (perdagangan, hotel, dan restoran, pengangkutan dan komunikasi, keuangan, persewaan, jasa perusahaan, dan jasa-jasa). Artinya, laju pertumbuhan sektor sekunder dan tersier lebih cepat dibandingkan dengan laju pertumbuhan sektor pertanian.Tuban memang kaya akan sumberdaya, dari kekayaan laut, minyak bumi,bahan tambang dan sebagainya. Ini menyebabkan para investor tertarik untuk menanamkan modalnya di Tuban. Beberapa tahun lagi mungkin Tuban akan semakin berkembang, ini dikarenakan akan ada pabrik besar yang akan mendirikan pabrik sebagai contoh Petrokimia dan juga pembuatan saluran gas dan minyak dari Cepu ke Tuban oleh Pertamina.Industrialisasi di Kawasan Industri KerekKawasan industri di Tuban terbentang di hampir seluruh Kecamatan. Salah satu Kecamatan yang menonjol adalah Kecamatan Kerek yang berbatasan dengan Kecamatan Tambakboyo di sebelah utara dan barat, Kecamatan Singgahan dan Kecamatan Montong di sebelah selatan, serta Kecamatan Merakurak di sebelah timur. Kecamatan ini memiliki berbagai jenis industri yang sejak dahulu menjadi “icon” dari Kecamatan itu sendiri, bahkan sebagai “icon” Kabupaten tuban.Pada awalnya batik tulis tradisional ini hanya dikenal didalam suatu wilayah kecamatan bernama kerek, khususnya didesa Margirejo, desa Gaji, desa Kedongrejo dan desa Karanglo. Karena memang di kecamatan kerek inilah pertama kali orang mulai memintal benang dan menenun kain. Dalam perkembangannya desa-desa lain yang kemudian juga ikut menghasilkan batik tulis tradisional ini antara lain desa karang, desa prunggahan kulon kecamatan semanding dan desa Sumurgung Kecamatan Tuban.Sekarang ini, terdapat beberapa industri besar di Kecamatan ini, Industri semen, seperti PT Semen Gresik, PT Holcim yang mendirikan pabrik di sini, dan industri batik yang terkenal dengan sebutan Batik Gedog.Aplikasi Teori Lokasi pada Industri di Kecamatan Kerek Menurut teori, suatu industri akan lebih efisien jika dibuat mengelompok (aglomerasi), ini akan sangat memudahkan dan menguntungkan bagi produsen, karena akan meminimalkan biaya.Di Kecamatan Kerek, terbukti teori tersebut benar. Terdapat aglomerasi pada industri batik. Sementara bagi industri berat seperti industri semen teori tersebut juga terbukti, berdasarkan teori segitiga Weber, seorang produsen akan menentukan letak pabriknya agar mendapatkan lokasi yang optimum. Pada industri semen, tentunya biaya mengangkut bahan baku semen akan lebih tinggi dibandingkan dengan biaya mengangkut semen jadi dalam kemasan. Ini sebagai alasan beberapa perusahaan semen tersebut mendirikan pabrik di Kecamatan Kerek, karena dekat dengan bahan baku sehingga biaya pengangkutan bahan baku yang berupa batu-batuan tersebut bisa ditekan, dan biaya pengangkutan semen jadi ke lokasi pendistribusian di Gresik yang tidak terlampau jauh bari Tuban tidak akan lebih tinggi. Jadi, biaya pengangkutan bahan baku ke pabrik dan biaya pengangkutan barang jadi ke pasar harus sama. Lokasi pabrik berada diantara lokasi sumber bahan baku dengan pasar.

Senin, 18 Mei 2009

KERAJINAN DI TUBAN

Tuban merupakan kota yang sangat indah. Selain memiliki keindahan, Tuban juga memiliki kerajinan yang bagus. Tuban mempunyai beberapa kerajinan, diantaranya:


1). BATIK

Batik merupakan kerajinan yang terdapat diKabupaten Tuban. Batik adalah gambar/ lukisan yang dibuat pada kain dengan bahan lilin dan pewarna(naptol), menggunakan alat canting atau kuas serta tehnik tutup celup. DiTuban memiliki beberapa sentra batik. Tetapi sentra batik yang terkenal di Tuban ada dua, yaitu Batik Karang dan Batik Gedog. Batik Gedog berpusat di Desa Margorejo, Kecamatan Kerek. batik ini dinamakan Batik gedog, karena pada zaman dahulu ada seorang Cina datang ke Desa Margorejo. Dia melihat ada seorang pelukis yang sedang melukis diatas kain. Penduduk sekitar menyebutnya kain gedog. Kemudian orang Cina tersebut menyuruh pelukis itu, membatik diatas kain. tetapi orang Cina, membatik pada alat - alat rumah tangga. Seperti: mangkuk, guci, vase bunga, dan lain - lain. Yang sampai sekarang diabadikan penduduk Margorejo membuat batik pada kain. Selain itu juga ada batik Karang yang berpusat di Kecamatan Semanding.
Proses pembuatan batik:
1. Kain diputihkan dan dicuci
2. dijemur sampai kering
3. Dilengkreng / dipola
4. Isen - isen
5. Ditembok
6. dicelup dengan warna dasar
7. diangin -anginkan hingga kering
8. Isen - isen
9. Celup warna yang dikehendaki
10. Diangin - angink
11. Dilorot, untuk memisahkan malam
12. Diangin - anginkan hingga kering


2). GERABAH
Gerabah / tembikar adalah jenis keramik yang terbuat dari bahan tanah liat dengan suhu pembakaran rendah. Benda - benda Gerabah yang dipergunakan untuk keperluan sehari - hari sangat banyak, antara lain: Gentong, tempat wudlu, kendil, gendok, dan lain - lain. Tanah liat yang baik digunakan adalah yang butirannya halus, liat dan plastis. Daya susutnya tidak lebih dari 10 %.
Proses pengolahan bahan :
1. Bersihkan dulu tanah tersebut dari kerikil, kotoran, rumput, dan lain - lain.
2. Masukkan dalam bak pengolahan tanah liat dengan dicampur pasirhalus dan air.
3. Kemudian dirend
4. Angin - anginkan supaya liat dan lentur.
5. Tanah diremas - remas sambildilumatkan dan dibanting - banting diatas landasan papan.
6. Lakukan berkali - kali sampai benar - benar liat dan siap digunakan.


3). ANYAMAN YANG TERBUAT DARI BAMBU



Anyaman yang terbuat dari bambu ini caranya adalah mengepang sekurang - kurangnya 3 macam bambu. Anyaman menghasilkan tekstil yang sempit. Misalnya: Keranjang, Kukusan, Tampir dan lain - lain. Bambu yang baik digunakan adalah yang tua. Tetapi kalau dibuat kipas, bambunya harus yang muda.



























































Senin, 11 Mei 2009

SEJARAH KOTA TUBAN





adalah sebuah kabupaten di Jawa Timur, Indonesia. Ibu kotanya berada di kota Tuban. Luasnya adalah 1.904,70 km² dan panjang pantai mencapai 65 km.
Kota Tuban memiliki asal usul dalam beberapa versi yaitu yang pertama disebut sebagai TUBAN yang berarti
waTU tiBAN (batu yang jatuh dari langit) yaitu batu pusaka yang dibawa oleh sepasang burung dari Majapahit menuju Demak, dan ketika batu tersebut sampai di atas Kota Tuban, batu tersebut jatuh dan dinamakan Tuban. Adapun versi yang kedua yaitu berarti meTU BANyu berarti keluar air, yaitu peristiwa ketika Raden Dandang Wacana (Kyai Gede Papringan) atau Bupati Pertama Tuban yang membuka Hutan Papringan dan anehnya, ketika pembukaan hutan tersebut keluar air yang sangat deras. Hal ini juga berkaitan dengan adanya sumur tua yang dangkal tapi airnya melimpah, dan anehnya sumur tersebut dekat sekali dengan pantai tapi airnya sangat tawar. Ada juga versi ketiga yaitu TUBAN berasal dari kata ‘Tubo’ atau Racun yang artinya sama dengan nama kecamatan di Tuban yaitu Jenu.
Pemerintahan Kabupaten Tuban ada sejak tahun 1293 atau sejak pemerintahan Kerajaan Majapahit. Pusat pemerintahannya dulu adalah di Desa Prunggahan Kulon kecamatan Semanding dan kota Tuban yang sekarang dulunya adalah Pelabuhan karena dulu Tuban merupakan armada Laut yang sangat kuat. Asal nama Tuban sudah ada sejak pemerintahan Bupati Pertama yakni Raden Dandang Wacana. Namun, pencetusan tanggal harijadi Tuban berdasarkan peringatan diangkatnya Raden Haryo Ronggolawe pada 12 November 1293. Tuban dulunya adalah tempat yang paling penting dalam masa Kerajaan Majapahit karena memiliki armada laut yang sangat kuat.
Perjuangan masyarakat Tuban dalam melawan penjajah sangatlah gigih. Dengan bersenjatakan Bambu Runcing, mereka melawan penjajah. Namun, strategi masyarakat Tuban adalah dengan menggunakan Tuak, maksudnya, Penjajah disuguhi minuman memabukkan tersebut. Ketika mereka sudah tidak sadarkan diri, mereka menyerang dan menghancurkan pos dan benteng pertahanan penjajah. Seiring kemajuan zaman, Tuban sekarang tidak sepenting dulu. Tuban sekarang sudah mulai dilupakan oleh masyarakat Indonesia, padahal Tuban mengandung nilai sejarah tinggi dan besar peran serta perjuangan masyarakat Tuban dalam melawan penjajah itu sudah mulai luntur dalam dunia pemerintahan
Indonesia saat ini.