Kamis, 21 Mei 2009

PERKEMBANGAN KOTA TUBAN

Perkembangan Industrialisasi Kabupaten TubanIndustrialisasi merupakan proses merubah masyarakat dari sistem mata pencaharian pertanian ke industri. Di dalam proses ini, segala aspek masyarakat, kebudayaan dan lingkungannya turut bergeser. Hal itu nampaknya dialami juga oleh masyarakat Tuban. Perkembangan industri di Tuban mempunyai dua pola. Pertama industri secara “alami” sebagai rangkaian dari kemudahan transportasi jalur pantura, biasanya berskala menengah dan skala kecil. Pola Kedua adalah industri dalam skala besar, seperti industri semen. Dari data PDRB Kabupaten Tuban, pada periode 1998-2001, PDRB Kabupaten Tuban masih didominasi sektor pertanian, industri pengolahan, dan sektor perdagangan, hotel, dan restoran. Meski sektor pertanian masih berada di top rank, namun tampak terjadi pergeseran struktur perekonomian, yaitu dari sektor primer (pertanian) ke sektor sekunder (pertambangan, industri, gas, listrik, dan air bersih) dan ke sektor tersier (perdagangan, hotel, dan restoran, pengangkutan dan komunikasi, keuangan, persewaan, jasa perusahaan, dan jasa-jasa). Artinya, laju pertumbuhan sektor sekunder dan tersier lebih cepat dibandingkan dengan laju pertumbuhan sektor pertanian.Tuban memang kaya akan sumberdaya, dari kekayaan laut, minyak bumi,bahan tambang dan sebagainya. Ini menyebabkan para investor tertarik untuk menanamkan modalnya di Tuban. Beberapa tahun lagi mungkin Tuban akan semakin berkembang, ini dikarenakan akan ada pabrik besar yang akan mendirikan pabrik sebagai contoh Petrokimia dan juga pembuatan saluran gas dan minyak dari Cepu ke Tuban oleh Pertamina.Industrialisasi di Kawasan Industri KerekKawasan industri di Tuban terbentang di hampir seluruh Kecamatan. Salah satu Kecamatan yang menonjol adalah Kecamatan Kerek yang berbatasan dengan Kecamatan Tambakboyo di sebelah utara dan barat, Kecamatan Singgahan dan Kecamatan Montong di sebelah selatan, serta Kecamatan Merakurak di sebelah timur. Kecamatan ini memiliki berbagai jenis industri yang sejak dahulu menjadi “icon” dari Kecamatan itu sendiri, bahkan sebagai “icon” Kabupaten tuban.Pada awalnya batik tulis tradisional ini hanya dikenal didalam suatu wilayah kecamatan bernama kerek, khususnya didesa Margirejo, desa Gaji, desa Kedongrejo dan desa Karanglo. Karena memang di kecamatan kerek inilah pertama kali orang mulai memintal benang dan menenun kain. Dalam perkembangannya desa-desa lain yang kemudian juga ikut menghasilkan batik tulis tradisional ini antara lain desa karang, desa prunggahan kulon kecamatan semanding dan desa Sumurgung Kecamatan Tuban.Sekarang ini, terdapat beberapa industri besar di Kecamatan ini, Industri semen, seperti PT Semen Gresik, PT Holcim yang mendirikan pabrik di sini, dan industri batik yang terkenal dengan sebutan Batik Gedog.Aplikasi Teori Lokasi pada Industri di Kecamatan Kerek Menurut teori, suatu industri akan lebih efisien jika dibuat mengelompok (aglomerasi), ini akan sangat memudahkan dan menguntungkan bagi produsen, karena akan meminimalkan biaya.Di Kecamatan Kerek, terbukti teori tersebut benar. Terdapat aglomerasi pada industri batik. Sementara bagi industri berat seperti industri semen teori tersebut juga terbukti, berdasarkan teori segitiga Weber, seorang produsen akan menentukan letak pabriknya agar mendapatkan lokasi yang optimum. Pada industri semen, tentunya biaya mengangkut bahan baku semen akan lebih tinggi dibandingkan dengan biaya mengangkut semen jadi dalam kemasan. Ini sebagai alasan beberapa perusahaan semen tersebut mendirikan pabrik di Kecamatan Kerek, karena dekat dengan bahan baku sehingga biaya pengangkutan bahan baku yang berupa batu-batuan tersebut bisa ditekan, dan biaya pengangkutan semen jadi ke lokasi pendistribusian di Gresik yang tidak terlampau jauh bari Tuban tidak akan lebih tinggi. Jadi, biaya pengangkutan bahan baku ke pabrik dan biaya pengangkutan barang jadi ke pasar harus sama. Lokasi pabrik berada diantara lokasi sumber bahan baku dengan pasar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar